Sangatta – Keterwakilan Perempuan di kursi legislatif, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih sangat rendah.
Regulas mengatur kuota perempuan 30 persen terlihat dalam di dalam pemilu, namun caleg perempuan di Kutim kalah bersaing dengan calon legislatif pria.
Dari 40 anggota dewan, hanya 4 orang merupakan perempuan selebihnya merupakan laki-laki.
Wakil Ketua DPRD Kutim Asti Mazar mengatakan rendahnya jumlah perempuan di kursi DPRD Kutim karena kurangnya partisipasi politik perempuan pada pesta demokrasi.
Karena itu, dirinya berharap pada Pemilu 2024 diharapkan partisipasi perempuan meningkatkan pacsa mengikuti kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik pada calon legislatif perempuan.
“Kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik merupakan aspirasi saya. Dimana saya sudah lama menerima usulan untuk kegiatan ini. Ini kegiatan perdana dan akan terus dilakukan di tahun-tahun selanjutnya,” katanya belum lama ini.
Sosialisasi ini merupakan usulan para wanita yang ingin bergabung di dunia politik, namun masih kurang dalam beberapa hal baik fasih komunikasi maupun adap etika berpolitik.
Karena itu lewat kegiatan tersebut diajarkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik lewat komunikasi serta etika berpolitik.
“Semoga di pemilu yang akan datang keterlibatan kita sebagai wanita di kursi DPRD Kutim bertambah dari sekarang,” ujarnya.
Dengan makin banyak perempuan di DPRD, maka aspirasi wanita Kutim akan didengar dan diperhatikan termasuk dalam kesetaraan gender.
Menurut dia selama ini, kaum wanita seharusnya banyak di dukung oleh DPRD lewat aspirasi-aspirasi, namun rasa ketakutan yang besar membuat aspirasi ini tidak tersampaikan dengan maksimal.
Karena itu dirinya mengajak kaum perempuan Kutim untuk dapat memilih calon legislatif perempuan, karena sesama perempuan yang paham akan kebutuhannya.
“Yang perempuan pasti dukung sesama perempuan di pemilu akan datang,” pungkasnya.ADV