AdvetorialKutai TimurRegional

Leni Angriani: Beasiswa Perlu Penataan Ulang untuk Capai Sasaran yang Tepat

Sangatta – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Leni Angriani, memberikan perhatian khusus terhadap program beasiswa pemerintah yang dinilainya belum berjalan sesuai harapan. Meskipun mengapresiasi inisiatif tersebut, Leni menyatakan keprihatinannya atas sejumlah keluhan dari masyarakat, terutama terkait ketidakadilan dalam distribusi beasiswa.

Selama masa reses, Leni menerima banyak keluhan dari orang tua di daerah pemilihannya (Dapil V Kutim) yang mengungkapkan bahwa anak-anak mereka yang membutuhkan tidak mendapatkan beasiswa. “Banyak orang tua di Dapil V Kutim mengaku anak-anak mereka tidak mendapat beasiswa, padahal mereka sangat membutuhkan,” kata Leni.

Masalah utama yang diidentifikasi Leni adalah ketidaktepatan sasaran dalam penyaluran beasiswa. Ia mengungkapkan bahwa ada indikasi beasiswa lebih banyak diterima oleh siswa dari keluarga mampu, sementara siswa dari keluarga kurang mampu justru tersisih. “Ada banyak kasus di mana siswa yang sebenarnya layak menerima beasiswa justru tersingkir karena praktik penerimaan yang tidak transparan,” tegas Leni.

Leni juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses seleksi penerima beasiswa. Menurutnya, program ini memiliki potensi besar untuk membantu siswa yang kurang mampu, tetapi harus dilaksanakan dengan cara yang adil dan terbuka. “Program beasiswa ini sangat bermanfaat jika dijalankan dengan benar. Namun, jika distribusinya tidak tepat, justru akan menimbulkan ketidakadilan,” ujar Leni.

Leni Angriani mengajak pemerintah dan semua pihak terkait, termasuk instansi pendidikan, untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme seleksi dan distribusi beasiswa. Ia menekankan bahwa penataan ulang proses ini sangat diperlukan untuk memastikan bantuan tersebut benar-benar sampai kepada siswa yang membutuhkan.

“Ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk bersama-sama memastikan bahwa program beasiswa ini benar-benar mencapai sasaran yang dituju,” tutur Leni. Ia berharap pemerintah dan seluruh pihak terkait dapat segera mengatasi masalah ini, sehingga tidak ada lagi siswa layak yang terlewatkan dalam pemberian beasiswa hanya karena kurangnya transparansi dalam proses seleksi.

Leni menutup dengan menyampaikan harapannya agar program beasiswa di Kutim dapat memberikan manfaat maksimal bagi mereka yang benar-benar membutuhkan, dan mendorong peningkatan kualitas pendidikan di daerah tersebut. “Dengan perhatian dan tindakan yang tepat, kita bisa memastikan program ini berjalan sesuai dengan tujuan awalnya, yaitu membantu siswa yang benar-benar membutuhkan,” pungkasnya.

Loading

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *