Sangatta – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Kajan Lahang, baru-baru ini menyoroti masalah signifikan terkait keterampilan (skill) yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Kajan Lahang mengungkapkan keprihatinan mendalam terkait banyaknya warga Indonesia yang terpaksa bekerja di sektor-sektor tidak formal seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan, dan bahkan terlibat dalam industri pelacuran di negara tetangga, Malaysia.
Menurut Lahang, kurangnya keterampilan yang memadai menjadi penyebab utama dari fenomena ini. Ia mendesak agar pemerintah Kutim tidak hanya fokus pada pendidikan akademis melalui program beasiswa, tetapi juga memberikan perhatian serius pada pendidikan keterampilan non-akademis.
“Indonesia saat ini kekurangan keterampilan yang memadai. Oleh karena itu, saya berharap pemerintah Kutim dapat lebih memperhatikan pendidikan keterampilan. Dalam dunia kerja, yang dibutuhkan bukan hanya pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis,” tegas Lahang.
Kajan Lahang menekankan bahwa peningkatan keterampilan merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat. Ia mengingatkan bahwa hanya mengandalkan pekerjaan di sektor informal tidak cukup untuk menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan.
“Harapan kami adalah agar pemerintah segera mengimplementasikan program-program pelatihan keterampilan yang lebih luas dan merata. Ini penting agar setiap warga Kutim memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja saat ini,” lanjutnya.
Lebih jauh, Lahang juga menyerukan agar pemerintah menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan, dengan mengutamakan putra-putri Kutai Timur dalam setiap lowongan pekerjaan di perusahaan lokal.
“Selain meningkatkan keterampilan, pemerintah juga harus memastikan bahwa lapangan pekerjaan tersedia untuk generasi kita. Perusahaan-perusahaan di Kutim sebaiknya mengutamakan putra-putri daerah dalam setiap kesempatan kerja,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Kajan Lahang berharap dapat membantu mengurangi angka pengangguran dan memperbaiki taraf hidup masyarakat Kutai Timur secara keseluruhan, menjadikan mereka siap bersaing di pasar kerja global.