Sangatta – Anggota DPRD Kutai Timur, Kajan Lahang, menyerukan kepada pemerintah kabupaten untuk meninjau kembali program beasiswa yang diberikan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menurutnya, meskipun pendidikan di jenjang tersebut telah digratiskan, masih ada alokasi beasiswa yang mungkin tidak dimanfaatkan sesuai kebutuhan pendidikan.
“Ketika pendidikan sudah digratiskan, pemberian beasiswa perlu dipertimbangkan kembali. Jangan sampai dana tersebut digunakan untuk hal-hal yang tidak mendukung pembelajaran, seperti membeli pulsa untuk bermain game. Ini perlu di-review ulang,” ungkap Kajan Lahang.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur telah menaikkan kuota dan besaran beasiswa untuk tahun ini. Siswa SD mendapatkan beasiswa sebesar Rp 1 juta, sementara siswa SMP menerima Rp 1,5 juta. Namun, Kajan Lahang khawatir bahwa dana tersebut mungkin tidak digunakan secara optimal untuk mendukung pendidikan siswa.
Ia juga menekankan bahwa saran ini bertujuan untuk memastikan bahwa dana beasiswa benar-benar bermanfaat bagi kebutuhan pendidikan. “Ini hanya masukan, tapi saya berharap pemerintah mempertimbangkan ulang kebijakan ini agar beasiswa dapat dimanfaatkan lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Menurut Kajan, masih ada banyak aspek pendidikan yang membutuhkan perhatian lebih mendesak, terutama dalam hal penyediaan fasilitas seperti ruang kelas, perpustakaan, dan peralatan komputer, terutama di daerah-daerah pelosok Kutai Timur yang sulit dijangkau.
Selain itu, ia juga menyoroti masalah serius lainnya di Kota Sangatta, ibu kota Kabupaten Kutai Timur, terkait dengan sulitnya penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah negeri akibat kapasitas yang sudah penuh. “Masalah overload pada penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah negeri juga perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah,” pungkas Kajan Lahang.
Dengan saran ini, Kajan Lahang berharap agar pemerintah dapat lebih bijaksana dalam mengalokasikan dana beasiswa, serta memberikan perhatian lebih pada kebutuhan infrastruktur pendidikan yang masih kurang di berbagai wilayah di Kutai Timur.
