KUTAI TIMUR – Anggota Komisi D DPRD Kutai Timur, Yan Ipui, mendukung program pemerintah terkait pembangunan museum yang akan menjadi ikon di wilayah Kabupaten Kutai Timur.
Pembangunan museum ini rencananya akan diselesaikan tahun depan agar pemanfaatannya dapat segera dirasakan terutama bagi pelajar yang memuat ilmu pengetahuan tentang sejarah serta budaya.
“Rencananya, museum ini akan siap tahun depan, sesuai dengan yang disampaikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan. Ini adalah langkah yang baik dalam perencanaan pembangunan daerah dan sangat penting untuk kebutuhan belajar siswa,” ucap Yan Ipui.
Menurutnya dengan adanya museum ini dapat menambah pengetahuan atau wawasan baru bagi pelajar serta dibutuhkan pengawasan dan pengelolaan yang ketat guna menjaga keberlanjutan pemanfaatan gedung museum tersebut.
“Pesan saya, jangan sampai kita membangun sesuatu yang besar namun tidak dimanfaatkan. Banyak gedung yang akhirnya menjadi kumuh karena tidak dipakai, padahal biaya pembangunannya sangat besar. Ini yang selalu kami kritisi,” tegasnya.
Dengan adanya museum tersebut, dapat mendorong perkembangan daerah serta dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kutim.
“Kami mendukung pembangunan seperti ini karena memiliki nilai baik untuk masa depan Kutai Timur. Mari kita bersama-sama mengawasi pelaksanaannya agar berjalan lancar dan mendorong pemerintah untuk memanfaatkan fasilitas ini dengan maksimal,” lanjutnya.
Selain pembangunan museum, dirinya juga berharap agar pemerintah berpusat pada ketersediaan fasilitas gedung yang dibutuhkan oleh suatu lembaga atau organisasi perangkat daerah (OPD) yang belum memiliki gedung sendiri.
Dirinya menambahkan, dengan peningkatan jumlah kementerian, diperkirakan ada OPD tertentu yang membutuhkan fasilitas kantor, hal ini perlu mendapat pertimbangan guna memastikan pembangunan daerah.
Tidak hanya sebagai pusat pembelajaran, tetapi juga diharapkan mampu mendukung sektor pariwisata yang mana hal tersebut mampu menunjang pendapatan daerah melalui kunjungan wisatawan.
Sementara itu, dengan adanya pembangunan museum ini, dapat menitikberatkan pada fungsi sosial ketimbang berbicara terkait pendapatan daerah.
“Mudah-mudahan arah pengelolaan fasilitas publik ini menuju ke hal positif. Awalnya, mungkin penggunaannya lebih bersifat sosial, untuk memfasilitasi masyarakat agar mereka bisa melihat terlebih dahulu. Jika sejak awal sudah dikenakan tarif, bisa-bisa pengunjung justru enggan datang,” pungkasnya.